Wow, HIV/AIDS Menular lewat Makanan Kaleng



tergopoh-gopoh mendatangi sang suami, Solahuddin, sambil menggenggam handphone. Tangannya menunjuk berita yang diawali dengan kalimat innalillahi wa inna ilaihi rojiun. "HIV/AIDS ternyata bisa menular lewat makanan kaleng, Pa," kata Firda.
Solahuddin yang awalnya agak tidak peduli jadi terperangah. Keduanya khawatir dengan berita itu karena selama ini sering mengonsumsi buah dalam kemasan kaleng.
Berita tersebut diterima dengan judul Meneruskan Informasi dari Ibu Dubes KBRI KL (Kuala Lumpur). Isinya, permintaan untuk memberi tahu anak-anak, suami, istri, dan semua teman agar tidak lagi mengonsumsi makanan kaleng. Terutama buah-buahan produksi Thailand.

Makanan kaleng dipastikan aman dari HIV/AIDS (Wahyu Kokang/Jawa Pos)
Alasannya, di negara itu, ada sekitar 200 orang yang mengidap HIV/AIDS bekerja di pabrik buah kalengan. Para pekerja tersebut memasukkan darah mereka ke dalam buah kemasan kaleng yang dijual ke beberapa negara. Termasuk Indonesia.
Berita itu dibuat semakin meyakinkan dengan menyebutkan bahwa Departemen Kesehatan Thailand sudah me­ngetahui hal tersebut. Otoritas pemerintahan di sana juga sudah menyita banyak barang bukti. Tapi, lebih banyak lagi yang sudah telanjur beredar.
Buah kalengan berisi darah pengidap HIV/AIDS itu berupa leci, rambutan, kelengkeng, dan mangga. Pembuat berita itu meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan kalengan apa pun demi keselamatan bersama.
Penulis berita juga mencantumkan nama Rita Toisuta Arifson yang disebut berasal dari Kementerian Kesehatan RI. Nama itu berada di bagian pesan paling bawah untuk menunjukkan sebagai identitas penyebar informasi.
Untuk lebih meyakinkan, dalam berita tersebut juga tertulis link berita dari sebuah portal online. Pembaca pesan itu diminta menyimak beritanya di link tersebut. Tapi, ketika diklik, sumber tersebut tidak ditemukan. Tidak ketinggalan, permintaan bantuan untuk menyebarkan berita tersebut di akhir berita.
Pesan berantai itu sangat cepat menyebar. Lewat grup percakapan, status media sosial, hingga pesan pribadi yang berantai. Sebenarnya pesan tersebut muncul sejak beberapa tahun lalu. Tapi, masih beredar dan terus tersebar sampai sekarang.
Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia Andreano Erwin saat dikonfirmasi memastikan bahwa informasi itu palsu. Dia sudah mendengarnya sejak setahun lalu. Berita tersebut cepat tersebar melalui netizen. "Entah siapa yang memulai mengirim pesan seperti itu," katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Suratmono memastikan, isu yang berkembang tersebut tak benar. Menurut dia, hingga saat ini, BPOM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diberitakan tersebut. Termasuk kandungan darah dan HIV dalam makanan kaleng.
"Apalagi, HIV tidak mampu bertahan hidup di luar host (tubuh manusia). Jadi, pemberitaan tersebut adalah hoax yang menyesatkan," tegasnya.
Suratmono memastikan, pihaknya selalu mengevaluasi keamanan, mutu, dan gizi produk pangan impor sebelum diedarkan di Indonesia. BPOM juga mengawasi produk pangan yang beredar di Indonesia. Karena itu, masyarakat tidak perlu panik. 

FAKTA
Berita tentang penyebaran HIV/ AIDS melalui makanan atau buah kaleng dipastikan palsu. Kedubes RI untuk Malaysia tidak pernah menerima, membuat, atau bahkan menyebarkan informasi tersebut. 
                                                                                           ***
Karena Counter Hoax Kurang Masif
DIREKTUR LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana mengungkapkan, hoax penyebaran HIV/AIDS yang berulang terjadi tidak hanya terkait dengan makanan kaleng dari Thailand. Ada juga informasi sesat mengenai pemasangan jarum di kursi bioskop. "Itu isu lama yang terus berulang dan dipercaya masyarakat," terangnya.
Aditya menyarankan Kemenkes secara kontinu membuat rilis yang bisa jadi rujukan masyarakat. Jadi, ketika di grup percakapan atau media sosial beredar informasi hoax tentang penyebaran HIV/AIDS, masyarakat bisa ikut menyebarkan informasi yang benar dari Kemenkes. "Kalau hal semacam itu dijalankan, saya yakin pelan-pelan bisa mengikis beredarnya mitos-mitos keliru di masyarakat," jelasnya.
Menurut dia, penyebaran HIV harus memenuhi empat prinsip dasar, yakni ESSE atau exit, survive,sufficient, dan enter. Gampangnya, penularan harus ada jalan keluar virus, virus yang hidup, kandungan virus yang cukup untuk menginkubasi, serta jalur masuk virus ke tubuh seseorang. "Sangat tidak mungkin penyebaran lewat makanan kaleng itu memenuhi empat unsur tersebut," jelasnya.
Asisten Deputi Penguatan Kelembagaan Komisi AIDS Nasional Halik Sidik menambahkan, penularan HIV sangat terbatas pada hubungan seks tanpa pengaman, penggunaan alat suntik bersama (alat suntik tidak steril), serta transmisi perinatal (dari ibu yang mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya).
"HIV hanya hidup dalam tubuh manusia, tidak mungkin hidup begitu berada di luar tubuh manusia seperti dalam kaleng atau air dalam kemasan buah kaleng," ujarnya.

Komentar